Nama: Muhammad
Dedy Faisal
NIM: I1B112222
Ragam bahasa adalah varian bahasa yang
digunakan. Bahasa jawa ada yang jawa kasar dan jawa lembut. Bahasa Banjar tidak
memiliki tingkatan, hanya orang Banjar saja membuatnya jadi bertingkat.
Jenis ragam ada ragam lisan dan ragam tulisan. Bahasa inggris digunakan sebagai
bahasa Internasional. Bahasa Cina mulai dikenalkan, untuk menjadi bahasa Internasional di kemudian hari.
Bahasa bersifat produktif sehingga dapat
menghasilkan susunan kata yang menjadi suatu kalimat yang dapat dipahami.
Bahasa membantu dalam komunikasi sehingga mempermudah komunikasi dalam suatu
pekerjaan kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang
dijadikan Bahasa Nasional yang digunakan diberbagai daerah Indonesia. Sehingga
seluruh rakyat Indonesia menjadi menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
yang selalu digunakan untuk bertemu dengan orang baru dari berbagai daerah di
Indonesia.
Kita dapat memahami
maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau berbicara apabila kita mendengarkan
dengan baik apa yang dikatakan. Karakteristik bahasa yang pertama adalah
bermakna. Tidak bisa dikatakan suatu bahasa bila tidak memiliki makna, meskipun sama suatu bunyi yang di keluarkan oleh mulut. Sebagai contoh yaitu sebuah siulan. Siulan tidak bisa dikatakan sebagi suatu bahasa karena tidak memiliki makna. Sebaliknya suatu gerakan tangan meskipun memiliki makna tidak bisa dikatakan sebagai sebuah bahasa karena bukan sebuah bunyi yang keluar dari mulut, oleh karena itu gerakan tangan hanya disebut sebagai isyarat. Isyarat tidak sama dengan bahasa, sehingga pengucapan “Bahasa Isyarat” itu keliru atau kurang tepat. Karakteristik bahasa selanjutnya yaitu produktif atau menghasilkan, maksudnya yaitu hanya dari 26 abjad dapat menghasilkan banyak kata dan dari beberapa kata dapat menghasilkan sebuah kalimat hingga menjadi sebuah paragraf yang tentunya memiliki makna dan dapat dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan jelas.
bermakna. Tidak bisa dikatakan suatu bahasa bila tidak memiliki makna, meskipun sama suatu bunyi yang di keluarkan oleh mulut. Sebagai contoh yaitu sebuah siulan. Siulan tidak bisa dikatakan sebagi suatu bahasa karena tidak memiliki makna. Sebaliknya suatu gerakan tangan meskipun memiliki makna tidak bisa dikatakan sebagai sebuah bahasa karena bukan sebuah bunyi yang keluar dari mulut, oleh karena itu gerakan tangan hanya disebut sebagai isyarat. Isyarat tidak sama dengan bahasa, sehingga pengucapan “Bahasa Isyarat” itu keliru atau kurang tepat. Karakteristik bahasa selanjutnya yaitu produktif atau menghasilkan, maksudnya yaitu hanya dari 26 abjad dapat menghasilkan banyak kata dan dari beberapa kata dapat menghasilkan sebuah kalimat hingga menjadi sebuah paragraf yang tentunya memiliki makna dan dapat dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan jelas.
Dalam suatu bahasa yang digunakan dalam tulisan
harus sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), tata tulis buku dan kalimat
efektif. Penggunaan kata konjugasi atau kata penghubung harus sesuai dan benar,
tidak boleh dalam satu kalimat menggunakan kata penghubung dua atau lebih.
Contohnya kata penghubung yang, sedangkan, tetapi, akan tetapi. Penggunaan
awalan kata juga harus benar dan tepat, misalnya penggunaan kata dikata atau di
kata yang benar adalah dikata, karena penggunaan awalam dengan kata benda harus
digabung tidak dipisah. Penulisan dirumah atau di rumah yang benar adalah di
rumah, karena penggunaan awalan untuk nama tempat harus dipisah tidak digabung.
Laras ilmiah adalah penggunaan bahasa dalam
kegiatan ilmiah, contohnya adalah penulisan karya tulis ilmiah, namun selama
ini penulisan karya tulis ilmiah terkadang tidak sesuai dengan kaidah penulisan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya penggunaan tanda titik dua,
seharusnya tanda titik dua diletakkan tepat setelah huruf akhir dari kalimat,
namun kebanyakan dari kita ingin memperindah tulisan dengan meletakan tanda
titik dua diratakan letaknya, tidak peduli di mana seharusnya meletakkan tanda
titik dua tersebut. Penulisan karya tulis ilmiah seharusnya tidak perlu
menggunakan rata kiri kanan, namun kembali lagi pada kebiasaan kita yang ingin
memperindah tampilan tulisan untuk dilihat. Oleh karena itu, mahasiswa yang
sedang menjalani program karya tulis ilmiah sebaiknya menyesuaikan penulisan
karya tulis ilmiah dengan EYD, sesuai dengan pedoman penulisan karya tulis
ilmiah, dan rajin konsultasi dengan dosen pembimbing agar penulisan karya tulis ilmiah tidak terjadi kesalahan yang banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar