Laras ilmiah dan ragam
bahasa merupakan topik pertama dalam mata kuliah Bahasa Indonesian. Saya akan
mengulas kembali materi yang telah diberikan oleh ibu Noor Cahaya, M.Pd. Bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa mempunyai makna dan bahasa berbeda
dengan isyarat. Bahasa bersifat produktif (menghasilkan) terdiri dari 26 huruf,
kata, kalimat, dan paragraf. Laras ilmiah merupakan pemakaian bahasa dalam
kegiatan ilmiah. Ragam bahasa adalah variasi bahasa dalam menurut pemakaian dan
topik yang dibicarakan.
Penggunan tanda titik dua
(:) dalam penulisan surat masih banyak yang salah. Contoh sederhana “nama”
spasi titik dua (:) sering digunakan dalam penulisan surat, seharusnya “nama”
langsung menggunakan tanda titik dua (:) tidak mengunakan spasi. Pengunaan kata
"di" sebagai kata depan umumnya untuk menunjukkan tempat
melakukan aktivitas atau tempat keberadaan biasanya diikuti kata benda yang
menunjukkan tempat, dan dipisahkan dengan spasi dengan kata benda tersebut. Penggunaan
kata "di" sebagai imbuhan yang berfungsi menunjukkan
bentuk pasif. Biasanya diikuti kata kerja atau kata benda dan penulisannya
disambung tidak memakai spasi. Penulisan uang lima ratus rupiah yang benar sesuai
EYD adalah
bagian paling depan (kiri) adalah simbol rupiah (Rp), kemudian
diikuti nominal 5.00, dan paling belakang adalah tanda (-) yang sebelumnya ada
koma terlebih dahulu. Jadi penulisan yang benar adalah Rp500,-.
Konjungsi sering
digunakan dalam penulisan skripsi. Konjungsi adalah suatu kata penghubung yang
berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam
bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara
lain: Konjungsi antar klausa, antar kalimat, dan konjungsi antar paragraf. Sebagai
contoh kata “sedangkan” digunakan pada pertengahan kalimat begitu juga dengan
kata “karena”. Pada kata “oleh karena itu” dan “berdasarkan” digunakan pada
awal kalimat. Pada penulisan kata “bapak” awalan kata mengunakan huruf kapital
apabila dalam bentuk sapaan dan menggunakan huruf kecil apabila bukan dalam
bentuk sapaan. Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi
imbuhan untuk dapat digunakan didalam perturutan. Imbuhan mana yang harus
digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Pembentukan
dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
Tetap, jika huruf
pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh,
me- + makan → memakan.
Jika huruf pertama kata
dasar adalah b, f, p, atau v maka me- menjadi mem-. Contoh: me- + baca → membaca,
me- + pengaruh → memengaruhi, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i →
memfasilitasi.
Pada perkuliahan materi
yang diberikan sangat menarik dan penjalasan disertai dengan contoh sehingga mudah
dipahami. Perkuliahan ini membuka wawasan saya mengenai bagaimana mengunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Orang Indonesia mengetahui bagaimana berbahasa
Indonesia, namun dalam penulisan Bahasa Indonesia banyak yang tidak mengetahui bagaimana
mengunakan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan pedoman EYD. Penulisan skripsi
hendaknya menggunakan pedoman ejaan yang disempurnakan. EYD adalah tata bahasa
dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,
mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta
penulisan unsur serapan. Pengunaan Bahasa Indonesia dilihat dari situasi
pemakaiannya: formal, semi formal dan tidak formal.
Diposting oleh Hamdanah (I1B112004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar