Minggu, 27 September 2015

Ulasan Laras Ilmiah dan Ragam Bahasa

Laras ilmiah dan ragam bahasa merupakan topik pertama dalam mata kuliah Bahasa Indonesian. Saya akan mengulas kembali materi yang telah diberikan oleh ibu Noor Cahaya, M.Pd. Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa mempunyai makna dan bahasa berbeda dengan isyarat. Bahasa bersifat produktif (menghasilkan) terdiri dari 26 huruf, kata, kalimat, dan paragraf. Laras ilmiah merupakan pemakaian bahasa dalam kegiatan ilmiah. Ragam bahasa adalah variasi bahasa dalam menurut pemakaian dan topik yang dibicarakan.
Penggunan tanda titik dua (:) dalam penulisan surat masih banyak yang salah. Contoh sederhana “nama” spasi titik dua (:) sering digunakan dalam penulisan surat, seharusnya “nama” langsung menggunakan tanda titik dua (:) tidak mengunakan spasi. Pengunaan kata "di" sebagai kata depan umumnya untuk menunjukkan tempat melakukan aktivitas atau tempat keberadaan biasanya diikuti kata benda yang menunjukkan tempat, dan dipisahkan dengan spasi dengan kata benda tersebut. Penggunaan kata "di"  sebagai imbuhan yang berfungsi menunjukkan bentuk pasif. Biasanya diikuti kata kerja atau kata benda dan penulisannya disambung tidak memakai spasi. Penulisan uang lima ratus rupiah yang benar sesuai EYD adalah
bagian paling depan (kiri) adalah simbol rupiah (Rp), kemudian diikuti nominal 5.00, dan paling belakang adalah tanda (-) yang sebelumnya ada koma terlebih dahulu. Jadi penulisan yang benar adalah Rp500,-.
Konjungsi sering digunakan dalam penulisan skripsi. Konjungsi adalah suatu kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara lain: Konjungsi antar klausa, antar kalimat, dan konjungsi antar paragraf. Sebagai contoh kata “sedangkan” digunakan pada pertengahan kalimat begitu juga dengan kata “karena”. Pada kata “oleh karena itu” dan “berdasarkan” digunakan pada awal kalimat. Pada penulisan kata “bapak” awalan kata mengunakan huruf kapital apabila dalam bentuk sapaan dan menggunakan huruf kecil apabila bukan dalam bentuk sapaan. Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan didalam perturutan. Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan.  Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut: 
Tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
Jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p, atau v maka me- menjadi mem-. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pengaruh → memengaruhi, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
Pada perkuliahan materi yang diberikan sangat menarik dan penjalasan disertai dengan contoh sehingga mudah dipahami. Perkuliahan ini membuka wawasan saya mengenai bagaimana mengunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Orang Indonesia mengetahui bagaimana berbahasa Indonesia, namun dalam penulisan Bahasa Indonesia banyak yang tidak mengetahui bagaimana mengunakan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan pedoman EYD. Penulisan skripsi hendaknya menggunakan pedoman ejaan yang disempurnakan. EYD adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Pengunaan Bahasa Indonesia dilihat dari situasi pemakaiannya: formal, semi formal dan tidak formal. 

Diposting oleh Hamdanah (I1B112004)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar